Jakarta Sebelum Pagi (JSP) merupakan Novel karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang berhasil menjadi karya fiksi terbaik Indonesia pada Tahun 2016 versi majalah Rolling Stone.
Novel ini menceritakan tentang Emina Nivalis, seorang pekerja kantoran Jakarta yang tiba-tiba menjadi target “Operasi Bunga Terbang”.
Bersama balon yang ditemukan di balkon apartemennya, sang penggemar rahasia menyematkan berbatang-batang bunga, salah satunya hyacinth biru.
Berawal dari kejadian tersebut, Emina berkenalan dengan Suki, gadis cilik keturunan Jepang yang berumur 12 tahun serta pria yang mengidap Ligyrophobia (ketakutan terhadap suara keras) dan Haphephobia (ketakutan terhadap sentuhan) bernama Abel Fergani.
Judul Buku | : Jakarta Sebelum Pagi |
Penulis | : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie |
Penerbit | : Gramedia Pustaka Utama |
Edisi | : Cet.1 Agustus 2022 |
ISBN | : 978-602-066-4811 |
Halaman | : 257 halaman |
Daftar Isi
Review Jakarta Sebelum Pagi
Bagi beberapa orang, buku yang dipublikasikan tahun 2016 ini mungkin cukup sulit dipahami karena pemilihan diksi yang tidak biasa.
Pembaca yang menyukai kalimat teratur tampaknya akan membutuhkan beberapa pengulangan untuk mendalami alur cerita.
Namun, hal tersebut merupakan salah satu keunikan dari Novel ini, selain bumbu teka-teki sebuah surat dan banyaknya pengetahuan yang dibagikan Penulis, seperti Aljazair bekas jajahan Prancis, etika minum teh di Inggris, referensi buku karya George Orwell dan Philippa Pearce, hingga rekomendasi tontonan, salah satunya program televisi fiksi ilmiah, Doctor Who.
Kumpulan surat yang dikumpulkan Abel dari halaman buku belakang milik kakeknya membawa Emina bersama dirinya menyusuri Jakarta di kala malam dan membuat pembaca membayangkan lokasi Jakarta tempo dulu.
Mulai dari Kanal Molenvliet, Jembatan Juliana atau Jembatan Kota Intan, Gedung Concordia, Museum Taman Prasa, Stasiun Jatinegara, hingga Bundaran HI.
Bersama dengan Suki, mereka akhirnya dapat menemukan titik terang dari misteri surat tersebut.
Novel ini mengisahkan kegetiran hidup dari beberapa tokoh yang dikemas realistis dan meminimalisasi kepiluan yang berlebihan.
Identitas Ziggy sebagai penulis novel yang cukup eksentrik tercermin melalui percakapan didalamnya dan arah cerita yang sulit diterka.
Setidaknya, ada beberapa pesan yang bisa dirangkum sesudah membaca JSP:
Everyone has their own story of sorrow
Novel ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki kisah sedih atau tragedi dalam hidupnya.
Emina dan Abel yang kehilangan kedua orang tua, Nin yang kehilangan pasangan hidup, Pak Meneer yang setia bertahun-tahun di samping raga orang yang dicinta, walaupun hari-harinya hampa dengan kenyataan yang ada, bahkan Suki yang bergelimang harta, tetapi tumbuh dengan orang tua yang hampir tidak pernah ada untuknya.
Hidup di Jakarta yang mengkoleksi berbagai bentuk manusia dan tantangan hidupnya memang harus waspada.
Namun, karakter Emina membuat berpikir bahwa kadang-kadang perlu juga berupaya lebih peka dan berempati dengan mencoba mengenal dan mendengarkan terlebih dulu sebelum buru-buru menghakimi atau memilih tidak mau tahu.
You will never realize how much your kindness matters in someone’s days. You might make their gloomy emotions brighter.
Konon, katanya kesedihan dapat mereda bahkan membuat pemiliknya lebih kuat dengan waktu dan tulusnya dukungan.
Sometimes you meet some people and just click!
Pernah kan merasakan punya teman satu kelompok atau rekan kerja yang gak cocok? Semesta memang tidak selalu memberikan apa yang kita harapkan supaya kita mengenal indahnya mengelola keberagaman.
Namun, ada kalanya kita menerima momen keajaiban kayak ketemu orang yang senilai, sejalan, atau sefrekuensi. What a great blessing!
“Kadang-kadang, memang ada aja orang yang baru kita temui dan langsung nyambung, kan? It’s like, datang ke café baru. Duduk, buka laptop, dan ternyata langsung tersambung ke internet.. ada WiFi superkencang.” – Emina.
Kamu tidak harus selalu tahu jawabannya sekarang, take your time.
Menyenangkan rasanya melihat orang lain tahu betul apa yang ia inginkan.
Suki memilih kembali ke Jepang guna menimba ilmu dan mendalami obsesinya terhadap teh. Abel yang nyaman dengan pekerjaan freelance-nya sebagai Graphic Designer.
Nissa yang sudah membuat keputusan bulat untuk memprioritaskan bayi dan keluarganya dibandingkan pekerjaan. Sementara Emina belum menemukan apa yang disebut passion.
Pada kenyataannya, tidak semua orang beruntung bisa bekerja sesuai passion.
Beberapa orang tidak memiliki banyak pilihan dan dituntut giat bekerja demi menyambung hidup serta melindungi orang-orang yang mereka sayangi.
Emina akan kembali bekerja dalam kubikel kecil sambil memikirkan pekerjaan apa yang ia inginkan.
Well, daripada tertekan karena belum menemukan apa yang diinginkan, lebih baik menjalankan apa yang ada dengan hati yang ringan sambil terus mengeksplorasi kemampuan diri sendiri.
Jangan fokus pada pengakuan orang lain
Dalam Novel ini, Emina berpandangan bahwa semakin tumbuh dewasa, perhatian orang perlahan menghilang.
Orang dewasa memerlukan penampilan yang menarik atau punya sesuatu yang berbeda agar diperhatikan, diingat, dan dianggap eksistensi atau keberadaannya.
Oleh karenanya, ia hobi gonta-ganti warna rambut. Akan tetapi, anak cerdas bernama Suki berkata,
Bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksa diri untuk dilihat orang yang bahkan gak peduli?