Daftar Isi
Nostalgia tempat hits selama pelesiran di Malang.
Iseng-iseng buka file lama, engga sengaja nemu folder yang memuat data tentang kehidupan saya sewaktu di Malang.
Perhatian saya tertuju pada foto-foto trip bersama kawan-kawan disana. Seketika memori itu terbesit kembali di pikiran saya.
Kalau diingat-ingat kehidupan saya selama merantau ke Malang itu epic banget!
Saya merasa beruntung bisa menghabiskan 4 tahun kuliah di kota tersebut. Menikmati setiap sudut kota dan panorama wisata yang ada disana.
Beberapa tempat hits di Malang yang pernah saya kunjungi memiliki kisah tersendiri. Begitu sempurna dan begitu indah, itulah Malang.
Cerita itu coba saya kenang kembali dengan menjabarkan tempat-tempat yang memorable di Malang versi saya.
1. Gunung Bromo
Tidak lengkap rasanya apabila ke Malang belum mengunjungi tempat yang satu ini.
Meskipun tempat wisata yang lazim didatengin banyak orang, akan tetapi gunung Bromo merupakan trip perdana saya ketika pertama kali menginjakan kaki di Malang.
Lokasinya yang tidak jauh serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang membuat gunung Bromo merupakan destinasi wajib yang harus ada di list kamu.
Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang dikelola oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan sudah menjadi obyek wisata terkenal di Jawa Timur.
Hal pertama yang dilakukan ketika berada di Bromo yaitu pergi ke puncak pananjakan. Sebab lokasi ini menjadi spot favorit wisatawan.
Selain dapat melihat sunrise, panorama Bromo terlihat jelas dengan kumpulan awan dan gunung Semeru sebagai latar belakangnya.
Setelah puas menikmati sunrise dari pananjakan, barulah petualangan sesungguhnya dimulai.
Bersama kawan saya, kami menyusuri lautan pasir yang menjadi akses menuju kawah. Selama perjalanan, hal yang paling menyita perhatian saya adalah terdapat Pura megah ditengah-tengah hamparan pasir yang luas.
Perlu diketahui, mayoritas suku Tengger beragama Hindu serta merupakan penduduk yang bermukim di kawasan tersebut. Selain pura, terdapat gunung Batok ikonik yang sudah menjadi landmark kawasan Bromo.
Sedikit ke selatan dari arah kawah, eloknya Bromo juga terlukiskan oleh savana yang terbentang luas dikelilingi perbukitan.
Kontras dengan yang ada disekitaran kawah, di titik ini kamu disuguhi padang rumput hijau yang ditumbuhi ilalang dan pohon yang menjulang.
Jika kamu pernah menonton serial TV anak-anak ‘Teletubbies’ dari lembah hingga perbukitan memiliki kemiripan tersendiri.
Dilokasi ini pula motor teman saya mogok (kalau tidak salah sih akinya tekor), sehingga mau gak mau kita leyeh-leyeh disana sembari menunggu bantuan datang.
In fact, dengan musibah tersebut kami bisa mengabadikan momen satu sama lain baik berupa potret visual hingga kenangan yang tak terhingga.
2. Pulau Sempu
Wilayah teritori Malang Raya memang unik. Selain kota, kamu akan menemukan pegunungan, hutan, dusun, pesisir pantai bahkan pulau terpencil sekalipun.
Sebuah pulau, dan masih bagian dari Malang Raya. Pulau ini sejatinya bukan tempat wisata, akan tetapi kurang afdol rasanya kalo tidak flashback untuk scene di tempat yang satu ini.
Yup, pulau Sempu, pulau yang terletak di selatan Malang.
Kalau dari kota, carilah rute yang mengarah ke pantai Sendang Biru. Sebuah pantai pemukiman nelayan dan juga tempat pelelangan ikan.
Dari bibir pantai Sendang Biru, terlihat jelas wujud pulau Sempu yang dimaksud. Oiya seperti yang tadi saya katakan, pulau ini bukan tempat wisata ya guys.
Jadi sebelum menyebrang dan menjelajahi pulau Sempu, diwajibkan memiliki surat izin dari BKSDA setempat. Sebab pulau Sempu merupakan wilayah cagar alam.
Salah satu spot favorit di pulau Sempu, yakni Segara Anakan. Sebuah laguna tersembunyi di pulau itu.
Untuk menjangkaunya, kamu harus trekking menyusuri hutan dan bebatuan karang. Gunakan sendal gunung atau sepatu anti slip, dikarenakan jalur trekking yang berlumpur.
Fauna seperti monyet ekor panjang, biawak, dan burung biasa wara wiri disana.
Bahkan desas-desusnya di pulau itu juga ada macan kumbang yang untungnya tidak menampakan diri selama kami disana….hehe
Perjalanan ke pulau Sempu merupakan awal perkenalan saya dengan Wanderlust Indonesia. Sebuah perkumpulan mahasiswa yang hobi jalan-jalan.
Waktu itu kita punya iyel-iyel “SEMPUUU, BERLAYAR!” selama shooting disana.
Mulai dari Sendang Biru hingga berkemah dan berenang-renang di Segara Anakan, semua di dokumentasikan.
Berawal dari trip Sempu, saya pun akhirnya terlibat traveling project berikutnya. Lumayanlah…at least saya gak nolep banget selama di Malang.
3. Paralayang Gunung Banyak
Engga terhitung berapa kali saya mengunjungi Paralayang Gunung Banyak.
Dahulu ketika saya tiba tahun 2011 bukanlah tempat yang mainstream seperti saat ini. Lokasinya berada di atas puncak dengan ketinggian kurang lebih 1.315 mdpl.
Dari namanya saja Paralayang yang notabenenya merupakan olahraga ekstrem yang menguji adrenalin.
Kamu akan merasakan sensasi terbang diudara menggunakan parasut sambil menikmati panorama kota Batu yang indah dari ketinggian.
Meski sering ke Paralayang, saya sama sekali belum pernah menjajal olahraga ekstrem tersebut.
Mungkin harga yang ditawarkan cukup mahal untuk kantong mahasiswa seperti saya.
Kalau tidak salah ingat, harga sekali naik dibanderol sekitar 300 – 500 ribu tergantung paket.
Bagi saya menikmati ambience di gunung banyak sudah lebih dari cukup. Pesona alam nan hijau dipadu dengan udara yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri.
Paralayang Gunung Banyak bisa dikatakan ‘obat manjur‘ untuk melepas penat setelah menjalani rutinitas yang menyebalkan.
Jika kamu ada rencana bertandang kesana, waktu yang pas untuk mengunjungi tempat tersebut terbagi menjadi 2 gelombang, yakni pukul 5 pagi (bagi kamu pemburu sunrise) dan pukul 5 sore (bagi kamu pemburu sunset).
Selain itu, akses untuk menuju lokasi ini sekarang jauh lebih mudah ketimbang saat pertama kali saya datang ke Paralayang, sebab jalannya kini sudah diaspal.
Selalu ada cerita yang terkenang tiap kali saya ke sana. Tempat dimana saya berkenalan dan mengakrabkan diri dengan kawan baru saya.
Disisi lain tempat ini menjadi spot terakhir perpisahan saya sebelum meninggalkan Malang untuk waktu yang cukup lama. Ahh…Time will pass, people come and go.
4. Sumber Sirah
Berenang sambil merasakan sensasi underwater yang menakjubkan bisa kamu dapatkan di Sumber Sirah. Sebuah telaga yang terletak di kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Lokasinya berada diarea pesawahan, juga menjadi sumber utama pengairan irigasi bagi warga sekitar.
Disekeliling Sumber Sirah terdapat pepohonan yang rindang menambah kesegaran khas suasana pedesaan.
Airnya jernih bewarna biru toska bak sebuah cermin raksasa. Meskipun hanya tempat pemandian air tawar, Sumber Sirah menawarkan pemandangan bawah air yang tidak kalah layaknya snorkling di lautan.
Terdapat tanaman sejenis ganggang hijau yang tumbuh di kedalaman air. Ditambah lagi, gugusanya membentuk pola yang indah.
Selain ganggang hijau, terdapat biota lain seperti ikan-ikan kecil yang mendiami kehidupan bawah air Sumber Sirah.
Sekitar pertengahan tahun 2015, saya bersama 6 orang teman saya mengunjungi objek wisata ini.
Sembari refreshing melepas suntuk di kala skripsi yang tak kunjung selesai. Di waktu yang bersamaan, agenda ke Sumber Sirah sekaligus sebagai farewell salah satu teman saya sebelum ia di wisuda.
Oiya, perjalanan kami hari itu tidak hanya satu destinasi saja lho.
Tidak jauh dari lokasi, terdapat objek wisata pemandian air tawar lainya yaitu Sumber Maron.
Di tempat itu pula awal ditemukanya ‘Sempol’, semacam cemilan ala-ala gorengan gitu.
Yaaah…meskipun hanya terbuat dari aci yang ditusuk dengan tambahan baluran telur, tapi kalau sudah sekali nyoba, dijamin bikin nagih! mungkin takaran royco-nya pas kali ya.
5. Pantai Nganteb
Jalan-jalan ke pantai Malang memang tidak ada habisnya. Apalagi daerah Malang Selatan, gudangnya pantai-pantai hits yang mempesona.
Salah satu pantai ‘anti mainstream‘ yang belum terjamah banyak orang yaitu pantai Nganteb.
Kalau kamu pernah ke Balekambang, lokasinya tidak jauh dari situ. Yang membedakan ialah akses untuk menuju kesana.Untuk menuju pantai Nganteb kamu harus melalui jalanan yang terjal berkerikil.
Hal yang mebuat saya notice selama menjelajahi kawasan pantai Nganteb, ternyata tempat tersebut memiliki garis pantai yang lumayan panjang.
Jadi pantai Nganteb ini terbagi menjadi 3 spot pantai. Dari pantai 1 (lokasi saya datang) menuju pantai 3 (spot paling ujung) jaraknya kurang lebih sekitar 1 kilometer yang masing-masing spot dipisah oleh bukit karang.
Hamparan pasir putih, desiran ombak yang menggelegar dan panorama alam yang indah menjadi daya tarik yang ditawarkan.
Selain itu pantai Nganteb merupakan objek wisata religi. Terdapat pusara atau makam keramat di atas bukit karang (masyarakat setempat menyebutnya gunung batok) yang kerap diziarahi oleh pengunjung.
Bisa dikatakan kunjungan saya ke pantai Nganteb ini tanpa perencanaan. Saya diajak untuk mendampingi teman saya yang kala itu sedang mengumpulkan data primer untuk keperluan skripsinya.
Bertemu orang perhutani selaku pengelola pantai Nganteb, wawancara masyarakat setempat, serta diakhiri sesi foto-foto untuk dokumentasi.
Walaupun pada akhirnya topik yang diangkat teman saya ini kandas di ujian sempro yang berunjung ganti judul oleh dosen pembimbingnya sendiri.
Hmm…sungguh ironi.
6. Coban Tundo
Wisata coban merupakan agenda wajib ketika kamu berada di Malang.
Coban yang berarti air terjun merupakan destinasi wisata yang cocok bagi kamu yang memiliki jiwa petualang.
Wilayah Malang ternyata memiliki banyak sekali air terjun. Salah satu coban yang paling berkesan bagi saya yaitu coban Tundo.
Berbeda dengan coban-coban yang pernah saya sambangi, untuk menuju area coban Tundo ini tidaklah mudah.
Kamu diharuskan trekking terlebih dahulu melintasi perbukitan selama berjam-jam.
Aksesnya yang terjal tentu menjadi tantangan tersendiri. Yang membuat coban Tundo ini unik, dalam satu area terdapat 4 air terjun, 4 kolam. Masing-masing memiliki ketinggian dan kedalaman kolam yang berbeda-beda.
Namun perhatian saya waktu itu tertuju pada coban tundo 3 yang lebih eksotis. Airnya yang jernih kebiru-biruan, didukung pepohonan rimbun sebagai latarnya.
Selain itu coban Tundo 3 memiliki kolam yang paling dalam. Bagi kamu yang tidak bisa berenang disarankan jangan coba-coba untuk menceburkan diri disana.
Sebab coban Tundo 3 terkenal memiliki pusaran kolam yang kuat serta pernah menelan korban.
Untungnya saya dan beberapa teman waktu itu tidak mengalami kejadian buruk selama di coban Tundo.
Tentu saja kami bersenang-senang disana. Momen tersebut merupakan trip jauh terakhir saya di Malang sebelum diwisuda.
Menghabiskan waktu bersama sambil menikmati suasana coban yang sunyi jauh dari keramaian. Hanya ada saya, mereka, dan sayup-sayup suara alam.